Rabu, 29 Januari 2014

Sikap Remaja Menghadapi HIV/AIDS

Dewasa ini, orang ramai membicarakan HIV dan AIDS. Namun banyak di antara mereka yang belum mengetahui apakah sebenarnya HIV/AIDS itu sendiri. Sebagai remaja intelek, sudah seharusnya kita mengetahui apakah sebenarnya HIV/AIDS itu? Bagaimana cara mencegahnya serta bagaimana cara memperlakukan seorang penderita HIV/AIDS.

AIDS yang merupakan singkatan dari Accuirred Immune Deficiency Sindrome adalah suatu sindrom "serbuan" penyakit-penyakit terhadap tubuh akibat menurunnya sistem kekebalan. AIDS disebabkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus).
HIV dapat menular dari satu manusia ke manusia lainnya melalui kontak cairan pada alat reproduksi, kontak darah (misalnya transfusi darah, kontak luka, dll.), penggunaan jarum suntik secara bergantian, dan kehamilan. Penularan melalui produk darah secara teori dapat saja terjadi, namun pada kenyataannya prosentasenya sangat kecil.
Setelah seseorang terinfeksi HIV, HIV akan bersembunyi di dalam sel darah putih, terutama sel-sel limfosit T4. Selama terinfeksi, sel limfosit T4 menjadi wahana perkembangbiakan HIV. Fase ini disebut Stadium Inkubasi. Pada fase ini orang tersebut tidak memperlihatkan gejala-gejala walaupun jumlah HIV semakin banyak dan semakin menggerogoti kekebalan tubuhnya. Fase ini berlangsung selama lebih kurang limasampai sepuluh tahun. Jika dilakukan tes antibodi untuk mengetahui keberadaan HIV, hasilnya akan negatif tapi ia sudah dapat menularkan HIV kepada orang lain.

Minggu, 19 Januari 2014

INFORMATION ABOUT RADIOTHERAPY

Radioterapi adalah terapi kanker yang menggunakan energi pengion yang bertujuan untuk mematikan sel kanker sebanyak mungkin dengan kerusakan sel normal sekecil mungkin.. Radiasi pengion adalah Gelombang elektromagnetik atau partikel yang bila mengenai materi akan menyebabkan suatu proses ionisasi pada materi tersebut.


 Tujuan radioterapi adalah untuk pengobatan secara radikal, dimana diuraikan sebagai berikut:
A.    sebagai terapi paliatif yaitu untuk mengurangi dan menghilangkan rasa sakit atau tidak nyaman

PESAWAT RADIOGRAFI PANORAMIC



Pengertian panoramic radiografi ( E. Langland , 1982) , panoramic berasal dari kata panorama yang artinya pemandangan yang luas dan indah , sedangkan panoramic dalam arti radiografi adalah teknik pemeriksaan untuk mendapatkan gambaran gigi geligi berikut mandibula dan maxilla. Istilah panoramic ini dimulai di kenal tahun 1959 saat S.S White Company di Amerika Utara memperkenalkan pesawat panorex/panoramic, yang mana sekarang di kenal dengan pesawat panoramic.




MEKANISME / SISTEM KERJA PANORAMIK




Sistem kerja dari pesawat panoramic menurut Olaf E Langland (1982) , prinsipnya adalah sama dengan tomogram, yang mana tube dan film selama eksposi berputar mengelilingi pasien, dengan tiga pusat sumbu rotasi, satu sumbu rotasi konsentris anterior (tepatnya disebelah insisivus pada regiomolar). Dan satu sumbu eksentris untuk bagian rahang samping (tepatnya dibelakang molar tiga). Untuk menghasilkan gambaran yang baik sewaktu film dan tube berputar , posisi kepala harus dalam keadaan fixaxi, waktu berputar tube dan film ini biasanya di set atau diatur oleh pabrik dan operator / radiographer hanya menekan tombol timer yang ada, hingga perputaran film dan tube selama expose dapat menggambarkan keseluruhan gigi-geligi dari geraham paling kiri (molar tiga kiri) sampai gigi geraham paling kanan (molar tiga kanan).


Sistem kerja pesawat ini dapat dilihat pada gambar berikut :



Peralatan yang digunakan.
Pesawat.


Pesawat yang digunakan pada radiografi panoramic dan sepalometri umumnya telah dirangkai menjadi satu, radiographer hanya mengubah fungsi yang ada pada tabel pesawat dan jarak antara focus ke film (FFD).
Kaset.


Kaset yang digunakan dalam pemeriksaan radiografi panoramic digunakan kaset kurva ukuran 15 x 30 cm dan menggunakan intensifier screen blue emitting dan green emitting.
Film


Film panoramic ukuran 6 x 12 inch ( 15 x 30 cm)



Prosedur penatalaksanaan pemeriksaan panoramic, menurut Richard C. O’Brien


a. Masukan film kedalam kaset, lalu letakan kaset pada penyangga kaset.


b. Temporal clampsk dutu digunakan untuk fiksasi kepala, sebelum pasien diintruksikan duduk, tentukan kV

dan mA sesuai dengan keadaan pasien.


c. Intruksikan pasien untuk duduk, letakan dagu pada chin rest sehingga posisi kepala dari pasien menjadi simetris. Jika pertengahan kepala tidak tepat pada chin rest, maka gigi molar yang di hasilkan pada film tidak dalam ukuran yang tepat. Ketika pasien diposisikan dengan tepat sesuai intruksi, columna spinalis akan tergambar tepat dibelakang dari insisivus tengah.


d. Jika gambaran yang di inginkan terhindar dari overlapping dengan gigi geligi kain kasa diletakan antara insisivus pasien.


e. Kaset dan tube harus tepat segaris dengan arkus pasien, untuk memenuhi hal tersebut, naikan atau turunkan kepala tube dengan menggunakan foot pedal dan hand switch sampai angka pada skala di chin rest sesuai dengan skala unit.


f. Jelaskan kepada pasien tentang jalanya pemeriksaan selama eksposi dilakukan, terutama :


1) kaset dan tube akan mengelilingi pasien


2) eksposi akan berlangsung beberapa saat, intruksikan pasien untuk diam.



sumber : http://www.babehedi.com

Rabu, 15 Januari 2014

Radiologi Unit Gawat Darurat

trauma Radiologi adalah suatu jenis pemeriksaan radiologi yang mana ditujukan bagi seorang radiografer untuk dapat membuat gambaran sebaik dan sejelas mungkin dari pasien – pasien trauma yang kebanyakan tidak kooperatif dalam menjalankan pemeriksaan rontgen. Trauma Radiologi yang biasa dijumpai pada bagian Instalasi Gawat Darurat sebuah rumah sakit dapat menjadi sebuah pilihan lingkungan pekerjaan yang menarik dan menantang bagi seorang radiografer. Namun ,tidak dapat dipungkiri juga kasus – kasus trauma radiologi pun dapat menjadi sebuah pekerjaan radiografi yang menakutkan atau bahkan membuat pusing kepala. Perbedaan teknik pemeriksaan yang harus dilakukan terhadap  pasien yang bukan kasus trauma dengan pasien yang mengalami kasus trauma amat bergantung pada persiapan seorang radiografer dalam menangani situasi tersebut. Tanggung jawab dalam penatalaksanaan pemeriksaan kasus trauma radiologi ini menjadi sesuatu yang tak dapat disepelekan oleh seorang radiografer.
Kasus trauma dapat terjadi pada semua rentang usia. Trauma dapat diartikan sebagai sebuah kejadian tiba – tiba ,yang tak terduga dan terjadi secara cepat. Sumber kasus trauma di Amerika  ,National Trauma DataBase menyebutkan bahwa sekitar 1.1 juta kasus trauma tercatat sepanjang  periode tahun 2004. Dengan rentang usia pasien antara 0 tahun sampai 85 tahun .Dengan catatan kasus paling banyak disebabkan oleh kecelakaan lalulintas. Pasien- pasien yang sering ditemukan sudah dalam kondisi yang tidak sadarkan diri dan tentunya memerlukan penanganan penuh dari seorang tenaga medis yang dalam hal ini adalah kita sebagai seorang radiografer.




Berikut ini ialah beberapa hal penting yang harus dipahami dan dimengerti oleh seorang radiografer dalam menangani kasus – kasus trauma radiologi.
1)      Waktu
Waktu menjadi sebuah asset yang amat berharga ,khususnya dalam menangani kasus pasien trauma. Namun bukan berarti pemeriksaan tersebut dilaksanakan dengan asal- asalan dan seenaknya saja. Pemeriksaan ini dimaksudkan sesegera dan secepat mungkin ,mengingat kondisi pasien yang tentunya membutuhkan penanganan lebih lanjut sesudah dirontgen.

2)      Pemposisian Pasien dan Objek
Bertindak hati – hati dalam pemposisian pasien trauma menjadi hal utama yang harus diperhatikan,mengingat kondisi tubuh pasien yang tentunya tidak sebaik yang kita duga. Sebisa mungkin posisikan secara maksimal kemampuan tube dan kaset dalam pemposisiannya daripada kita hanya terfokus pada pemposisian organ tubuh pasien yang kondisinya akan sulit untuk diatur.

3)      Proteksi Radiasi
Hal penting yang harus selalu diingat juga oleh seorang radiografer pasien trauma ialah proteksi radiasi yang mencakup pasien trauma tersebut ,si radiografer itu sendiri beserta tenaga medis lainnya yang berada pada area pemeriksaan sinar X tersebut. Contoh – contoh proteksi radiasi tersebut antara lain :
-          Gunakan kolimasi secukupnya pada batas area objek yang akan dirontgen saja.
-          Memastikan tenaga medis dan orang – orang di sekitar pasien harus dievakuasi sementara saat adanya eksposi. Dan bila diharuskan adanya orang lain di sekitar pasien , maka seorang radiografer pasien trauma tersebut harus melindungi orang tersebut dengan menggunakan apron

Radiografer pasien trauma sangat dituntut terampil dan cekatan dalam menangani pasien dengan tetap menghasilkan gambaran radiografi dengan kualitas terbaik. Gambaran harus dapat memberikan informasi sebanyak – banyaknya mengenai kondisi pasien guna penanganan medis lebih lanjut. Di samping itu seorang radiografer pun tidak boleh acuh atau bersikap cuek bila menangani kasus kasus trauma. Tetap bertanggung jawab dalam memperhatikan pasien tersebut dan selalu memberi penanganan terbaik layaknya menangani pasien bukan trauma.

berminat jadi radiografer igd ??


http://cafe-radiologi.blogspot.com/2010/08/ugd-radiologi-unit-gawat-darurat.html

RADIOBIOLOGI

Aplikasi Radiobiologi (rbio01)

Radiobiologi, efek radiasi pengion pada jaringan biologi dan organisme hidup
·        Fisika radiasi
·        Biologi
Radiasi pengion
·        Radiasi pengion langsung (partikel bermuatan), elektron, proton, partikel alfa, ion berat
·        Radiasi pengion tidak langsung (partikel neutral), foton (sinar X dan radiasi gamma), neutrons
Radiasi pengion langsung, deposit energi melalui interaksi Coulomb antara partikel bermuatan dengan elektron orbital atom dalam medium

Selasa, 14 Januari 2014

x ray itu aman loh,,,,

1.Tujuan Keselamatan Radiasi

•Upaya yang dilakukan untuk menciptakan kondisi agar dosis radiasi pengion yang mengenai manusia&lingkungan hidup tidak melampui nilai batas yang ditentukan
•Efek negatif dari radiasi pengion dikenal sebagai efek somatik apabila diderita oleh orang yang terkena radiasi
•Disebut juga dengan efek genetik apabila dialami oleh keturunannya
•Membatasi peluang terjadinya akibat stokastik / risiko akibat pemakaian radiasi yang dapat diterima oleh masyarakat
•Mencegah terjadinya akibat deterministik dari radiasi yang membahayakan seseorang


2.Sistem Pembatasan Dosis

•Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja,masyarakat dan lingkungan hidup para pengusaha yang melaksanakan kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir harus menerapkan sistem pembatasan dosis yang komprehensip

Sistem Pembatasan Dosis,SBB:

•Justifikasi à Setiap pemakaian zat radioaktif / sumber harus berdasarkan azas manfaat à keuntungan yang lebih besar daripada kerugian yang ditimbulkan
•Limitasi à Dosis ekivalen yang diterima oleh pekerja/masyarakat tidak boleh melampui Nilai Batas Dosis (NBD) à mencegah munculnya efek determistik (non stokastik) mengurangi peluang efek stokastik
•Optimasi à Semua penyinaran harus diusahakan serendah-rendahnya à ALARA (As Law As Reasonably Achievable) dgn mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial


3.Nilai Batas Dosis

•NBD à penerimaan dosis yang tidak boleh dilampaui o/ seseorang pekerja radiasi dan anggota masyarakat selama jangka waktu 1 tahun
•Tidak tergantung dari laju dosis baik dari penyinaran eksterna / interna
•Tidak termasuk penerimaan dosis dari penyinaran medis dan penyinaran alam
•NBD à bukan batas tertinggi tapi harus dihindari dan penerimaan dosis harus diusahakan serendah-rendahnya


Nilai Batas Dosis untuk Pekerja Radiasi

•Pekerja Radiasi à NBD penyinaran seluruh tubuh 50 mSv/tahun
•NBD untuk wanita dlm usia subur 13 mSv/tahun
•NBD untuk wanita hamil 10 mSv/thn


Nilai Batas Dosis

•NDB untuk siswa / magang yang menggunakan sumber radiasi :
Usia 18 à 0,3 dari NBD Pekerja
Usia 16-18 à 0,1 dari NBD Pekerja
Usia dibawah 16 à 0,1 dari NBD untuk masyarakat umum dan tidak boleh menerima dosis sebesar 0,01 dari NBD masyarakat umum dlm sekali penyinaran


Nilai Batas Dosis untuk Masyarakat Umum

•NBD untuk seluruh tubuh 5 mSv/thn
•Dalam penyinaran lokal pada bagian tertentu dari tubuh dosis rata2 tiap organ harus tidak melebihi 50mSv/thn à NBD lensa mata, tangan,kaki,lengan,tungkai:1/10 dari NBD penyinaran lokal pekerja radiasi


NBD Khusus direncanakan

•Hanya boleh dilakukan bagi pekerja radiasi dgn selalu m’pertimbangkan usia dan kesehatan pekerja tsb
•Tidak boleh melebihi 2 kali NBD dlm setahun u/ seluruh tubuh
•5 kali NBD untuk seumur hidup


Penyinaran khusus tsb tidak boleh diberikan,apabila :

•Selama 1 tahun sebelumnya pernah menerima dosis lebih besar dari NBD
•Pernah menerima penyinaran akibat keadaan darurat atau kecelakaan sehingga jumlah dosis melebihi 5x NBD
•Wanita usia subur/pekerja radiasi menolaknya



4.Nilai Batas Masukan Tahunan dan Nilai Batas Turunan

•Untuk membatasi pemasukan zat radioaktif ke dalam tubuh ditentukan Nilai Batas Masukan Zat Radioaktif Tahunan (BMT) atau ALI (Annual Limit of Intake)
•BMT ditentukan dg memperhatikan efek stokastik dan non stokastik
•Nilai BMT untuk pekerja radiasi dan masyarakat ini selanjutnya digunakan untuk menentukan nilai batas turunan kadar radioaktivitas
•Nilai BMT untuk masyarakat umum besarnya adalah 1/10 BMT pekerja radiasi



5.Sistem manajemen dan Keselamatan Radiasi

•Organisasi Proteksi Radiasi
•Pemantauan dosis radiasi
•Peralatan proteksi radiasi
•Pemeriksaan kesehatan
•Penyimpanan dokumen
•Jaminan kualitas
•Pendidikan dan pelatihan


6.Proteksi Radiasi

Pembagian Daerah Kerja
•Daerah pengawasan à daerah yg memungkinkan seseorang menerima dosis kurang dari 15 mSv dlm 1 thn
1.Daerah radiasi yg sangat rendah à menerima dosis 1mSv s/d 5 mSv
2.Daerah radiasi rendah à menerima dosis 5 mSv s/d 15 mSv
•Daerah pengendalian à daerah yg memungkinkan seseorang menerima dosis radiasi 15 mSv/lebih
1.Daerah Radiasi :
Sedang à menerima dosis 15 mSv s/d 50 mSv
Tinggi à Menerima dosis 50 mSv
2.Daerah Kontaminasi à Adanya zat radioaktif yg tidak terwadahi dan yang tidak dikehendaki berada di suatu lokasi/tempat tertentu
1.Rendah à tingkat kontaminasi yg besarnya lbh kecil dari 0,37 Bq/cm2 à Alpha dan 3,7 Bq/cm2 à Beta
2.Sedang à tingkat kontaminasi 0,37 Bq/cm2//lbh dan kurang 3,7 Bq/cm2 à Alpha dan 3,7 Bq/cm2
dan kurang dari 37 Bq/cm2 à Beta
3.Tinggi à Tingkat kontaminasi 3,7 Bq/cm2/lebih à Alpha dan 37 Bq/cm2 à Beta


Klasifikasi Pekerja Radiasi

1.Katagori A à Pekerja Radiasi yg mungkin menerima dosis =/> dari 15 mSv/tahun
2.Katagori B à Pekerja Radiasi yg mungkin menerima dosis < dari 15 mSv/tahun


Peralatan Proteksi Radiasi

•Pemeriksaan secara teliti thd pemasangan perlengkapan radiasi
•Pemeriksaan kebenaran pemasangan baru dari segi keselamatan radiasi
•Pengujian berkala mengenai keefektifan tehnik
•Pengujian berkala kesesuaian dan kebenaran pemakaian alat ukur radiasi àkalibrasi


Penyimpanan Dokumentasi

•Menyimpan dokumentasi yg memuat catatan dosis,hasil pemantauan daerah kerja, hasil pemantauan lingkungan dan kartu kesehaatan pekerja selama 30 tahun


Jaminan Kualitas

•Membuat program jaminan kualitas bagi instansi yg mempunyai dampak potensi radiasi tinggi untuk kegiatan perencanaan,pembangunan, pengoperasian dan perawatan instalasi serta pengolahan limbah



Usaha proteksi radiasi dari pabrik dan produsen yg membuat pesawat rontgen

•Pembatasan penggunaan aliran listrik à pembatasan 50 Kvp s/d 90 Kvp
•Penggunaan conus panjang à mengurangi paparan radiasi thd penderita
•Pemakaian filter à menghentikan komponen radiasi lemah yg tdk mencapai film dlm bentuk bayangan utk memperkecil & mengurangi penyinaran
•Kolimasi à memperkecil luas daerah kerja dan volume penyinaran pd kulit dan jaringan dibawahnya
•Pemegang film / film holding divices à mengurangi paparan radiasi


Usaha pemakai sinar radiasi

A.Ruang Radiasi àruangan / kamar yg digunakan u/ expose dgn sinar-X

Usaha proteksi radiasi al:
1.Tempat&lokasi hrs memenuhi syarat internasional à sinar radiasi tdk menembus ruangan lain,jgn
berada ditingkat atas,ruangan radiasi tsb sebaiknya soliter
2.Bila t’dpt koridor maka hrs ditulis dilarang berdiri/duduk agar tdk terkena radiasi sekunder
3.Dinding di dlm ruangan hrs dilapisi Pb setebal 2 mm dgn harapan agar radiasi primer & sekunder dpt diserap
4.Desain ruangan dibuat sedemikian rupa agar terbebas dari sinar matahari
5.Penempatan pesawat sinar rontgen diatur sedemikian agar arah sinar radiasi ke tempat yg aman
6.Menggunakan protective barrier/sekat proteksi à Sekat ini berupa dinding yg dpt digeser-geser di dlm ruang radiasi
7.Menggunakn kaca pelindung / lead glass
8.Kaca pelindung tembus pandang dan dibuat dari campuran bubuk timah hitam dengan butir kaca à protektif barrier


Usaha pemakai sinar radiasi

B.Memakai baju timah (apron) Celemek pelindung dan penahan radiasi sebar u/ pasien hrs mengandung bahan yg ekivalen dgn timbal 0,25 mm à u/ menyerap kebocoran radiasi

1.Baju pelindung timah (apron) u/ melindungi seluruh tubuh (whole body) dari bahu sampai tungkai bawah
2.Apron u/ kelenjar tyroid à tyroid shield berguna u/ mengurangi daya tembus sinar radiasi ke arah kelenjar tyroid
3.Apron u/ kelenjar gonadàgonadopron berbentuk seperti celemek tukang masak dan hanya melindungi perut bagian bawah

C.Posisi Operator
Posisi operator yg aman selama penyinaran hrs berdiri sekurang-kurangnya 2 m dari px dan sumber radiasi à dianjurkan berada 90 derajat dan 135 derajat dari arah berkas sinar

D.Menggunakan film dgn kecepatan tinggi
U/ mengurangi bahaya radiasi maka digunakan film yg sangat sensitive dimana dgn radiasi sedikit sudah cukup menimbulkan gambar à fast film / high speed film à dpt mengurangi ¼ shg radiasi ionisasinya berkurang

E.Deteksi Radiasi à usaha u/ mengetahui jumlah dosis radiasi ionisasi dgn menggunakan à Film Badge,Monitoring Badge,Ion Collection Monitoring Badge,Pocket Dosimeter


sumber : http://ayu-dani91.blogspot.com/2011/01/proteksi-radiasi.html

pesawat rontgen konvensional

Sejarah singkat ditemukannya sinar X :
Sinar X pertama kali ditemukannya oleh Willhem Conrad Rontgen pada tahun 1895, beliau mengunakan tabung Geslier yaitu tabung yang terbuat dari Glass Envelope yang didalamnya terdapat gas Argon atau Xenon yang jika ada perbedaan potensial diantara anoda dan katoda maka gas –gas ini akan terionisasi  dan elektron-elektron akan membebaskan diri dari ikatan atomnya. Elektron yang terdekat dengan anoda akan langsung ditarik keanoda sehingga terjadi hole. Hole ini akan diisi oleh elektron berikutnya, tempat yang ditinggalkan elektron ini akan menjadi hole lagi dan terjadi pengisian lagi oleh elektron berikutnya, begitu seterusnya sehingga akan terjadi estafet elektron dan terjadilah rangkaian tertutup dan terjadilah arus elektron yang berkebalikan dengan arus listrik yang kemudian disebut arus tabung . Pada saat yang bersamaan, elektron-elektron yang ditarik ke anoda tersebut akan menabrak anoda dan ditahan. Jika tabrakan elektron tersebut tepat diinti atom disebut peristiwa Breamstrahlung dan apabila menabraknya dielektron dikulit K, disebut   K Karakteristik. Akibat tabrakan ini maka terjadi hole-hole karena elektron-elektron yang ditabrak tersebut terpental. Hole-hole ini akan diisi oleh elektron-elektron lain. Perpindahan elektron ini akan menghasilkan seatu gelombang elektromagnetik yang panjang gelombangnya berbeda-beda. Gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 0,1 – 1 A inilah yang kemudian disebut sinar X atau sinar Rontgen. Tabung X ray jenis pertama ini disebut Cold Chatoda Tube
Namun pada perkembangan selanjutnya, pada tahun 1913, Collige menyempurnakan penemuan Rontgen dengan memodifikasi tabung yang digunakan. Tabung yang digunakan adalah tabung vakum yang didalamnya hanya terdapat 2 elektroda yaitu anoda dan katoda. Tabung jenis ini kemudian disebut Hot Chatoda Tube dan merupakan tabung yang dipergunakan untuk pesawat Rontgen konvensional yang sekarang.  
Cara kerja Hot katoda Tube :
Tabung yang digunakan adalah tabung vakum yang didalamnya hanya terdapat 2 elektroda yaitu anoda dan katoda. Katoda / filamen tabung rontgen dihubungkan ke   transformator filamen. Transformator filamen ini akan memberi supply sehingga mengakibatkan terjadinya pemanasan pada filamen tabung rontgen, sehingga terjadi Thermionic Emission, dimana elektron-elektron akan membebaskan diri dari ikatan atomnya, sehingga akan banyak terjadi elektron bebas dan terbentuklah awan elektron.
Anoda dan katoda di hubungkan dengan transformator tegangan tinggi 10 KV – 150 KV. Primer HTT diberi tegangan AC ( bolak-balik ) maka akan terjadi garis-garis  gaya magnet ( GGM ) yang akan berubah – ubah bergantung dari besarnya arus yang mengalir. Akibat dari perubahan garig-garis gaya magnet ini akan menyebabkan timbulnya gaya gerak listrik ( GGL ) pada kumparan sekunder, yang besarnya tergantung dari setiap perubahan fluks pada setiap perubahan waktu ( E = - d Φ / dt ). Dari proses ini didapatkanlah tegangan tinggi yang akan disuplay ke elektroda tabung rontgen.
Pada saat anoda mendapatkan polaritas + dan katoda mendapat polaritas -  maka elektron-elektron bebas yang ada disekitar katoda akan ditarik menuju anoda, akibatnya
terjadilah suatu loop ( rangkaian tertutup) maka akan terjadi arus elektron yang berlawanan dengan arus listrik yang kemudian disebut arus tabung. Pada saat yang bersamaan, elektron-elektron yang ditarik ke anoda tersebut akan menabrak anoda dan ditahan. Jika tabrakan elektron tersebut tepat diinti atom disebut peristiwa Breamstrahlung dan apabila menabraknya dielektron dikulit K, disebut   K Karakteristik. Akibat tabrakan ini maka terjadi hole-hole karena elektron-elektron yang ditabrak tersebut terpental. Hole-hole ini akan diisi oleh elektron-elektron lain. Perpindahan elektron ini akan menghasilkan seatu gelombang elektromagnetik yang panjang gelombangnya berbeda-beda. Gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 0,1 – 1 A inilah yang kemudian disebut sinar X atau sinar Rontgen . 





Blok diagram Pesawat roentgen konvensional




1.      Blok Rangkaian Power Supply


 
Ragkaian ini berfungsi untuk mendistribusikan tegangan pada seluruh rangkaian pesawat sesuai yang dibutuhkan oleh masing-masing rangkaian. Rangkaian ini terdiri dari :
1.      Saklar.
Berfungsi untuk menghubungkan supply listik PLN dengan pesawat roentgen.
2.      .Fuse / sekring
Berfungsi sebagai pengaman.
3.      Voltage Compensator
Alat yang berfungsi untuk mengkompensasi nilai tegangan yang diperlukan pesawat jika terjadi penurunan atu kenaikan pada supply PLN Jika tegangan naik kita harus menambah jumlah lilitan primer dengan memutar selector voltage compensator dan jika tegangan turun kita harus mengurangi jumlah lilitan primer dengan memutar selector voltage compensator sehingga diperoleh perbandingan transformasi antara tegangan dan jumlah lilitan primer dengan tegangan dan jumlah lilitan sekunder adalah tetap dengan demikian diperoleh nilai tegangan pada setiap lilitan akan tetap.
Perbandingan transformasi dapat dirumuskan :
E1 : N1 =  E2 : N2

Dimana            E1  = Tegangan di primer
                        N1 = Jumlah lilitan di primer
                        E2  = Tegangan di sekunder
                        N2 = Jumlah lilitan di sekunder
Contoh :     E1 : N1        =  E2 : N2
                220 : 220  = 1 : 1

Jika tegangan dari PLN stabil 220 v dan lilitan primer jumlahnya 220 maka perbandingan output di sekunder = 1:1 maksudnya, pada setiap lilitan terdapat 1 volt tegangan.
Jika tegangan dari PLN naik menjadi 230 v dan lilitan primer 220, maka perbandingan output ¹ 1 : 1;
230 v : 220 ¹ 1 : 1 
agar diperoleh nilai tegangan setiap lilitan (pada output / sekunder) akan tetap   1 : 1 maka kita harus menambah jumlah lilitan primer sebanyak 10  lilitan.
E1 : N1 = E2 : N2
230 v : 230 = 1 : 1
Maka perbandingan transformasi tetap.
Jika tegangan dari PLN turun menjadi 210 v dan jumlah lilitan primer tetap 220 maka perbandingan pada sekunder (output) ¹ 1 : 1
210 v : 220 ¹ 1 : 1
Agar tetap diperoleh perbandingan transformasi 1 : 1 / tetap, maka kita harus mengurangi jumlah lilitan primer sebanyak 10 lilitan.
210 v : 210 = 1 : 1      
                  Maka diperoleh perbandingan transformasinya tetap.
1.      Auto Trafo :
Alat untuk memindahkan daya listrik dari satu rangkaian ke rangkaian lain dengan cara menaikkan atau menurunkan tegangan keseluruh pesawat. Autotrafo adalah transformator yang kumparan primer dan kumparan sekundernya menjadi satu dalam satu core 
2.      Line Resistance ( R Mate)
Setiap pesawat mempunyai hambatan atau R yang diberikan oleh pabrik, contohnya pada pesawat shimadzu R=0,04-0,08Ω, resistance ini disebut R internal ( R pesawat ). Sehinnga R line adalah tahanan atur yang berfungsi untuk mencocokkan tahanan pengkabelan dengan tahanan yang dibutuhkan pesawat.
R internal = R. mate (line) + R. Eksternal (pengkabelan).
3.      Voltage Indicator :
Untuk mengetahui apa tegangan PLN mengalami kenaikan atau penurunan.
4.      KVP selector Mayor
Untuk memilih tegangan tinggi / memilih besarnya beda potensial antara anoda dan katoda, yang besar selisih tiap terminal x 10 KV
5.      KVP selector Minor
Untuk memilih tegangan tinggi / memilih besarnya beda potensial antara anoda dan katoda, yang besar selisih tiap terminalnya 1 KV
6.      Voltage regulator :
Untuk memilih tegangan PLN 110/220/380 Vac tergangtung dengan pesawat yang digunakan dan dinegara mana.
  
2.      Blok Rangkaian Pemanas Filamen.
Fungsinya untuk memberikan catu daya dan mengatur besar arus pemanas filament agar terjadinya termionic emission bisa di kendalikan sehingga jumlah electron – electron bebas yang dihasilkan pada filament tabung rontgen bisa dicontrol.
Rangkaian ini terdiri dari :
Ø  Rangkaian Stabilisator Tegangan.
Fungsinya untuk menstabilkan tegangan untuk rangkaian pemanas filament sehingga pengaruh fluktuasi tegangan PLN tidak mengakibatkan kerusakan yang signifikan pada filament tabung rontgen. Rangkaian ini terdiri lagi kumparan primer yang kita sebut N1, kemudian kumparan sekunder yang terdiri dari N2 dan N3.  N2 di paralel dengan C diseri dengan N3. Masukkan / input disebut Ek1 dan keluaran / output disebut Ek2.
Ada 3 kemungkinan keadaan pada stabilizer tegangan :
1.      EK 1= EK 2 ( PLN Normal )
Tidak terjadi penaikan / penurunan tegangan PLN. Pada N2,tegangan mendahului arus sebesar 90o sedangkan pada C arus akan mendahului tegangannya rebasar 90o. Sehingga pada tegangan C dan tegangan N2 akan mempunyai besar tegangan yang sama (karena diparallel) tetapi fasenya akan berlawanan. Perbedaan fasa ini menyebabkan  terjadinya peniadaan impedansi antara R dan C sehingga tegangan pada stabilisator tegangan adalah tegangan yang keluar melewati R internal dan bukan R impedansi.
2.      EK 1> EK 2 ( kenaikan tegangan PLN)
Karena terjadi kenaikan tegangan PLN, maka tegangan pada N2 juga akan mengalami kenaikan. Pada saat tersebut adalah masa transisi (perubahan), dimana tegangan pada C masih tetap (tidak mengalami perubahan), sehingga antara tegangan pada N dan tegangan pada C terjadi beda fase sebesar IXN2 - IXC ( karena Xc lebih kecil  ), sehingga besar keluaran pada N dan C (parallel) = IXN2 - IXC + I.R
3.  Pada saat Ek1
Jika tegangan diprimer Turín maka tegangan di sekunder juga akan ikut turun (N2 dan N3 tegangannya akan turun). Meskipun tegangan di N2 turun tapi tegangan di C tidak akan langsung turun, hal ini karena belum terjadi stedy state sehingga antara teganagn di C dan N2 terjadi selisih  fase dimana tegangan di C akan lebih besar dari tegangan di N2.
 maka pada E = IXC +  IXN2    sehingga Ek2 = E +  IXN3
Ø  Space Charge Compensator
Alat ini berfungsi untuk mengkompensasikan nilai arus tabung agar sesuai dengan yang dipilih meskipun terjadi perubahan tegangan tinggi pada tabung roentgen. Rangkaian ini berupa variable resistor (VR) yang terdiri dari tap-tap, yang tiap tap-tapnya mempunyai nilai R yang berbeda-beda.
Karakteristik tabung roentgen:
- Semakin tinggi tegangan maka arus akan semakin besar.
- Tabung roentgen hanya bekerja pada daerah space charge.
 
Selector pada SCC ini digank dengan kvp selector moyar dengan maksud agar pada saat kita memilih besar tegangan kita juga mengatur/memilih besarnya nilai R pada SCC. Jika posisi kvp selector mayor pada pemilihan KV tertinggi maka pada SCC nilai R nya akan pada posisi dengan nilai R tertinggi begitu juga sebaliknya.Hal ini dimaksudkan supaya pada saat KV naik maka SCC yang terdiri dari VR dan digank dengan KV selector, maka nilai R pada SCC juga naik sehingga terjadi voltage drop yang besar pada SCC dan mengakibatkan tegangan pada pemanas filamen berkurang, jadi walaupun energi yang menarik elektron lebih kuat tetapi jumlah electron yang ditarik sedikit maka nilai arus tabung yang terjadi sesuai dengan yang telah ditentukan.. Kemudian pada saat KV turun maka nilai R space charge compensator yang terdiri dari VR yang telah digank dengan KV selector akan turun juga, sehingga terjadi voltage drop yang kecil pada SCC dan mengakibatkan tegangan pada pemanas filamen bertambah / naik sehingga awan elektron naik (semakin banyak) sehingga walaupun energi yang menarik electron kecil tapi electron yang ditarik banyak maka nilai arus tabung yang terjadi sesuai dengan

Ø  mA control
Berfungsi untuk mengatur arus pemanas filament yang kemudian akan digunakan sebagai penentu besarnya arus tabung yang digunakan. Alat ini disambung seri dengan trafo filament. Untuk memilih arus tabung kita sebenarnya memilih nilai R nya untuk menentukan voltage drop pada VR. Semakin  besar pilihan mA maka pilihan tap tersebut berada pada posisi nilai R yang paling kecil,sehingga voltage dropnya kecil. Dan semakin kecil mA maka pilihan tap tersebut berada pada posisi nilai R paling besar. Arus tabung ditentukan oleh besarnya tegangan pada trasformator filamen. Tegangan transformator ini (EF) akan menentukan besarnya arus transformator filamen ini (IF), semakin besar tegangan trafo filamen semakin besar pula arus yang mengalir pada trafo filament,besarnya arus trafo filamen ini akan menentukan banyaknya elektron bebas  yang dihasilkan. EF besar --> IF besar --> elektron bebas banyak --> awan electron banyak. Jika R lebih tinggi, tegangan trafo filamen kecil karena dengan tahanan lebih besar maka tegangan pada tegangan trafo lebih kecil karena R tadi menyebabkan voltage drop yang lebih besar.
V = I x R . Tegangan pada filament = Tegangan awal – voltage drop.
Ø 




Stand by Resistance
Alat yang berfungsi untuk memberikan pemanasan awal pada filamen tabung rontgen agar terjadi pre heating sebelum expose berlangsung sehingga filament tabung roentgen lebih awet. Alat ini terdiri dari R yang dilengkapi yang dilengkapi dengan kontaktor yang digerakkan oleh delay relay.
Cara kerjanya adalah sebagai berikut, pada saat main swith ON, filament tabung rontgen langsung mendapatkan tegangan dari transformator filament tapi melewati stand by resistant sehingga tegangan yang mengalir bukan tegangan normal. Pada saat expose, timer bekerja dan relay energice bekerja sehingga kontaktor exposure swith terhubung dan kontaktor relay di stand by resistant terhubung (di by pass ), sehingga tegangan akan melewati kontaktor (bukan R lagi) sehingga tidak ada voltage drop sehingga pemanasan filament pada tegangan normal.
Ø  Filament limiter (mA limiter)
Alat yang berfungsi untuk membatasi mengalirnya arus filamen, maksudnya agar tegangan pemanas filamen di atas sesuai dengan kemampuan kapasitas filamen tabung rontgen sehingga pemberian tegangan tersebut memberi pemanasan yang normal. Pengunaan filament limiter ini akan lebih terasa terutama pada tabung rontgen yang mengunakan double focus, yaitu focus besar dan focus kecil yang masing-masing dilengkapi filament limiter sendiri. Untuk yang large focus nilai tahanan limiternya kecil, sedangkan untuk yang small focus nilai tahanan limiternya besar yang diatur sekali pada waktu perakitan.
Ø  Trafo filament

Berfungsi untuk step down filament, biasanya tegangan yang digunakan adalah tegangan 110 volt menjadi 12 v/18 v tergantung spesifikasi tabung.
Ø  Filamen tabung rontgen
Berfungsi sebagai sumber elektron dan juga sebagai katoda..
Terdiri dari bahan Tungsten yang mempunyai titik lebur yang tinggi 3600 oC dengan nomor atom 74. Filamen ini berfungsi sebagai sumber elektron dan juga sebagai katoda
Katoda / filament terbagi 2, yaitu :
a.   Katoda Direct
      Disebut juga katoda langsung yaitu filament yang sekaligus berfungsi sebagai katoda
a.       Katoda Indirect
Disebut juga katoda tak langsung yaitu filament hanya berfungsi sebagai sumber elaktron sedangkan katodanya dipisah (didepan filament), katodanya bias terhubung dengan transformator filament atau dengan sumber lain.
Pada katoda juga dipasang Focussing Cup yaitu alat yang menyerupai mangkok   untuk mengfokuskan jalannya electron dari anoda ke katoda.
Katoda juga bisa berupa :
a. Single focus
b. Double focus
Maksud digunakannya double focus agar dapat melayani pengunaan mA(arus) yang berbeda-beda. 
1.      Blok Rangkaian Tegangan Tinggi
 
Pada rangkaian ini terdapat trafo tegangan tinggi yang  berfungsi untuk memberikan beda potensial antara anoda dan katoda dimana anoda harus selalu mendapat polaritas positif dan katoda harus selalu mendapat polaritas negatif agar elektron-elektron bebas yang ada disekitar katoda dapat ditarik ke anoda.
Transformator adalah alat yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tegangan dari satu rangkaian kerangkaian lain. Bila transformator tersebut untuk menaikkan tegangan disebut transformator step up ( pada HTT )dan apabila untuk menurunkan tegangan disebut transformator step down ( pada trafo filamen ). transformator step up mempunyai jumlah lilitan sekunder lebih banyak dari pada jumlah lilitan primernya sedangkan transformator step down mempunyai jumlah lilitan sekunder lebih sedikit dari pada jumlah lilitan primernya. Pada HTT jenis transformator yang digunakan adalah step up dan perbandingan transformasinya bisa mencapai 1 : 1000 atau tergantung dari desain pabrik pembuatan. Bila pada kumparan primer dialiri arus bolak balik ( AC ) maka akan timbul garis-garis gaya magnet yang berubah-ubah tergantung dari besarnya arus yang mengalir. Perubahan garis-garis gaya magnet ini akan menyebabkan terjadinya gaya gerak listrik ( ggl ) pada lilitan sekundernya, yang besarnya bergantung dari perubahan fliks pada setiap perubahan waktu.



4.Blok rangkaian tabung rontgen


Merupakan sebuah tabung diode yaitu  tabung vakum yang terdiri dari dua elektrode, yaitu anode dan katode.  X ray tube adalah tempat berlangsungnya proses terbentuknya sinar x.
 ~ Pesawat dengan 1 unit x ray tube over table untuk pemotretan tunggal disebut “Pesawat Rontgen 1 examination”
 ~ Pesawat rontgen yang memiliki x ray tube over table dan under table disebut 2  Examination.
Ada 2 macam x ray tube :
-          x ray tube over table   à berada diluar patient table
-          x ray tube under table à berada di bawah universal patient table

5.      Blok tangkaian timer
Timer berfungsi untuk menentukan lamanya proses penyinaran
Terdapat 4 jenis timer yaitu:
1)                  Timer Mekanik
Cara kerja:
1.      menetukan lamanya penyinaran dengan menarik valve p kearah searah jarum jam, dalam waktu yang bersamaan jarum penahan PA lepas hingga gigi gergaji W akan ikut berputar kekanan (searah jarum ajm) kontaktor C dari normally open menjadi close.
2.      setelah sesuai waktu yangn ditetapkan, misalnya sampai 0,3 detik jarum PA mengunci roda gigi W.
3.      sementyara preparation selesai, yaitu kV, mA dan waktu telah ditetapkan maka PB SWE ditekan, sehingga akan ada arus yang mengalir dari power supply menuju kontaktor C ke PB SWE kemabli ke relay S, kembali ke power supply.
4.      sehingga akan menyebabkan relay s energized dan menarik kontak SW3 hingga rangkaian power supply dan rangkaian tegangan tinggi terhubung dan menyebabkan expose (penyinaran) dimulai.
5.      sementara PB ditekan, maka akan menekan jarum valve PA sehingga terlepas dari penguncian, gigi gergaji mulai berputar kea rah kiri (berlawanan jarum jam).
Setelah waktu 0,3 detik tadi, valve sampai pada posisi nol. Maka valve akan menyentuh kontaktor C hingga membuka kembali. Dengan membukanya kontaktor C, relay S energized, kontaktor SW3 membuka kembali, sehingga akan memutuskan hubungan antara rangakian Power Supply dengan rangakaian transformator tegangan tinggi hingga proses expose terhenti.
2)                  Timer Elektrik
Cara kerja :
1.      menetukan lamanya penyinaran dengan memutar knop K yang diikuti lengan A kearah kiri (berlawanan jarum jam), misalnya 0,5 detik, dan plat bsi D2 kearah kiri.
2.      pada saat itu motor M telah berputar hingga memutar plat D1 kearah kanan (searah jarum jam).
3.      saat preparation selesai, yaitu kV, mA, waktu telah ditetapkan maka PB SWE, terminal 1 terhubung dengan terminal 2, terminal 3 terhubung dengan terminal 4.
4.      dengan terhubungnya terminal 1 dan terminal 2, maka dari Power Supply akan mengalir arus (menuju relay S) kembali ke power supply, sehingga relay S energized. Dengan energizednya relay, maka plat D2 akan menempel dengan plat D1. sehingga plat D2 bergerak kekanan, diikuti lengan A dan knop K.
5.      pada waktu yang bersamaan, ada arus yang mengalir dari power supply menuju ke kontaktor 3-4 lalu ke kontak lalu ke relay SW dan kemudian kembali ke power supply.
3)                  Timer elektronik
Cara kerja:
1.            kita menentukan lamanya penyinaran waktu yang ada, T= R.C
2.            SWE ditekan ke posisi on, sehingga terjadi pengisian kondensator dengan arah arus dari terminal(+)→SWR→kondensator C→terminal 1. sementara itu, kontak SWS (bawah) akan close (karena digank dengan SWE), sehingga relay SA akan energized, kontaktor SW3A menutup, sehingga rangkaian power supply dan rangkaian HTT akan terhubung dan expose akan berlangsung.
3.            berlangsungnya expose berbarengan dengan pengisian kondensator, sehingga saat muatan kondensator penuh (time konstan 63%, karena merupakan fungsi linier setiap perubahan waktu), yang merupakan tegangan “critical gride”, maka pada posisi 63% itu maka relay SB akan bekerja.
4.            dengan berubahnya thyratron, maka arus mengalir ke relay SB sehingga relay SB akan bekerja, dengan bekerjanya relay SB maka kontaktor SW3 membuka.
5.            membukannya SW3 menyebabkan terputusnya power supply dengan HTT.
4.Timer Automatic
Cara kerja :
1.      menetukan lamanya waktu penyinaran = R.C
2.      pada saat PB SWE ditekan maka akan ada arus yang mengalir dari power supply menuju terminal 7,5,6,8 SW3 lalu menuju kumparan primer HTT dan kembali ke supply.
3.      maka akan ada arus yang mengalir pada sekunder trafo tegangann tinggi dengan arah arus : Rectifier menuju kapasitor. Sehingga kapasitor akan terisi penuh sebesar 0,63 C.
4.      setelah kapasitor terisi penuh, maka Thirytron akan mendapat tegangan sehingga akan mengaktifkan relay S1.
5.      dengan aktifnya Relay S1, maka kontaktor SW3 akan terbuka. Sehingga tidak ada arus yang mengalir pada primer trafo tegangan tinggi.
6.      prose penyinaran telah selesai.