Aplikasi Radiobiologi (rbio01)
Radiobiologi,
efek radiasi pengion pada jaringan biologi dan organisme hidup
·
Fisika radiasi
·
Biologi
Radiasi pengion
·
Radiasi pengion langsung
(partikel bermuatan), elektron, proton, partikel alfa, ion berat
·
Radiasi
pengion tidak langsung (partikel neutral), foton (sinar X dan radiasi
gamma), neutrons
Radiasi pengion langsung, deposit energi melalui interaksi Coulomb antara
partikel bermuatan dengan elektron orbital atom dalam medium
Radiasi pengion tidak langsung, deposit energi dalam medium melalui dua
tahap
·
Pertama,
partikel bermuatan dilepaskan dalam medium (foton melepaskan elektron atau
positron, neutron melepaskan proton atau ion berat)
·
Kedua,
partikel bermuatan yang dilepaskan deposit energi melalui interaksi Coulomb
langsung dengan elektron orbital atom dalam medium
Semua benda hidup terbuat dari protoplasma, berisi senyawa organik dan
inorganik yang larut atau berada dalam air. Unit
terkecil protoplasma yang independen disebut sel
·
Sel berisi senyawa inorganik
(air dan mineral) dan senyawa organik (proteins, carbohydrates, nucleic acids,
dan lipids)
·
Dua komponen sel adalah
cytoplasma, mendukung semua fungsi metabolik dalam sel, dan inti yang berisi
informasi genetik (DNA)
·
Sel manusia adalah sel somatik
dan juga sel germ
·
Sel propagasi melalui
pembelahan, pembelahan sel somatik disebut mitosis, pembelahan sel germ disebut
meiosis
·
Pada saat sel membelah,
dihasilkan dua sel, setiap sel membawa kromosom yang identik dengan milik sel
asal. Sel baru selanjutnya mengalami pembelahan dan proses demikian akan
berlanjut kontinu
·
Sel somatik dikelompokkan
sebagai berikut
o
Sel stem, yang secara umum
sebagai sel induk yang memiliki pluripotency (turunannya dapat memiliki
berbagai fungsi spesialisasi) seperti undefferentiated mesenchimal cell,
merupakan sel progenitor yang selanjutnya produksi sel untuk populasi sel yang
berdeferensiasi (sel untuk sistem hematopoietic, epidermis, lapisan mukosal
usus)
o
Sel transien, sel yang berubah
menjadi populasi lain (reticulocyte yang deferensiasi menjadi eritrosit)
o
Sel mature, sel yang sudah
mengalami deferensiasi penuh dan tidak melakukan aktivitasa mitotik (sel otot, jaringan
syaraf)
·
Grup sel yang melakukan satu
atau lebih fungsi disebut jaringan
·
Grup jaringan yang melakukan
satu atau lebih lebih fungsi disebut organ
·
Grup organ yang melakukan satu
atau lebih fungsi disebut organisme
Salah satu
fungsi sel yang dipengaruhi oleh radiasi adalah kemampuan sel membelah dan
menghasilkan garis keturunan. Sel yang dapat mempertahankan kemampuan membelah
setelah menerima radiasi dinyatakan sebagai survival.
Efesiensi kerusakan biologi
Seluruh tubuh
menerima sekitar 5 Gy berakibat kematian pada semua mammalia, menghasilkan
peningkatan temperatur ~ 10-3 0C. Perubahan temperatur bukan
penyebab kematian, tidak dapat dipakai sebagai dasar evaluasi efek biologi.
Lintasan partikel bermuatan
Perhatikan perbedaan lintasan elektron dan partikel alfa yang melewati DNA.
Untuk elektron cepat, energi yang dilepaskan berjarak lebar, meskipun
lintasannya melewati DNA namun kemungkinan tidak melepaskan energi pada DNA
sehingga tidak menimbulkan efek pada DNA. Berlainan dengan lintasan partikel
alfa yang mempunyai lintasan padat, sebelum masuk DNA saja sudah melepaskan
energi yang kemungkinan cukup untuk mengganggu fungsi DNA.
Energi yang
dilepaskan oleh partikel bermuatan bersifat diskrit, dipakai untuk ionisasi dan
eksitasi sepanjang lintasannya. Kadangkala elektron sekunder mampu membentuk lintasan tersendiri, yang
disebut d ray.
LET (linear energy transfer), dinyatakan dalam keV/mm, difokuskan pada laju absorpsi energi
linear oleh medium selama partikel bermuatan bergerak dalam medium.
LET = (dE/dl), biasanya dipakai satuan keV/mm, dE merupakan energi rata-rata yang
diberikan pada medium oleh partikel bermuatan dengan energi tertentu dalam
lintasannya yang berjarak dl.
Harga LET tergantung pada energi dan muatan partikel. Muatan tinggi dan
energi rendah mempunyai LET tinggi.
Produksi radikal
Sel mengandung air ~ 70%, sehingga interaksi radiasi dengan sel dipengaruhi
oleh pembentukan radikal dalam air. Radikal sangat reaktif dan akan
berinteraksi dengan komponen sel.
Waktu hidup e-aq
(jenis transien) sekitar 1 ms. Radikal OH· sangat reaktif dan mempunyai waktu hidup
sekitar 1ms dalam air
murni dan puncak absorpsi sekitar 260 nm. Seperti radikal OH·, radikal H· juga
reaktif, mempunyai waktu hidup sekitar 1ms dalam air murni dengan puncak absorpsi
sekitar 200 nm.
Dalam air jenis
radikal e-aq, OH·, dan×H· dihasilkan mencapai sekitar 45%, 45%, dan 10% dalam
beberapa ms setelah interaksi. Radikal terbentuk
sekitar 10-6 ms dan
akan berada dalam air sekitar 1 – 100 ms, dan
dalam sistem biologi dalam jangkauan 0.1 – 1 ms. Radikal ×OH yang
banyak menghasilkan kerusakan biologi (efek tidak langsung).
Absorpsi radiasi
Bila sinar X
ataupun radiasi gamma diserap oleh material biologi, terjadi reaksi berantai
yang diawali oleh ionisasi dengan konversi energi foton menjadi gerakan
elektron cepat, diikuti oleh reaksi kulminasi pemecahan ikatan kimia yang
menghasilkan efek biologi. Efek biologi dapat dihasilkan oleh efek langsung
ataupun efek tidak langsung, melalui pembentukan radikal. Sekitar 70% kerusakan
biologi akibat reaksi tidak langsung yang dapat dimodifikasi dengan kehadiran
oksigen dan berbagai senyawa kimia. Sebaliknya untuk radiasi pengion rapat
(elektron, proton) efek langsung dominan dalam menghasilkan efek biologi
Pengaruh LET pada kerusakan/injury radiasi
Efek radiasi
sangat tergantung pada LET partikel bermuatan yang berkaitan. Bila efek kritis
dapat disebabkan oleh ionisasi atau kluster ion tunggal, maka efek dosis
tertentu akan menurun dengan kenaikan LET, karena kenaikan LET akan
meningkatkan kerapatan ionisasi dalam volume kritis. Kelebihan ionisasi akan
percuma. Di lain pihak efek terjadi hanya bila sejumlah ionisasi dideposit
dalam struktur yang sensitif terhadap radiasi, maka efek yang dihasilkan oleh
dosis tertentu akan meningkat dengan cepat dengan kenaikan LET. Untuk LET
dengan harga yang lebih tinggi, kelebihan ionisasi akan percuma. Dengan
demikian efek radiasi akan melewati nilai maksimum dan kemudian menurun. Tampak
dalam gambar, partikel dengan LET sekitar 100 keV/μm deposit energi yang
menghasilkan pembunuhan sel optimal. Hasil yang hampir sama ditunjukkan oleh
berbagai jenis radiasi pengion dalam pembunuhan sel, yang memberikan tingkat
survival yang berbeda.
RBE
(Radiobiological equivalent)
RBE = (dosis
dari radiasi standard yang menghasilkan efek biologi tertentu)/(dosis dari
radiasi yang dimaksud yang menghasilkan efek biologi sama)
Nilai RBE
dinyatakan sebagai rasio dosis yang memberikan tingkat survival sama, sebagai
contoh dalam gambar OX/ON.
Efesiensi
relatif pembunuhan sel dinyatakan dalam RBE.
Harga RBE
bervariasi dengan tingkat survival, berarti kurva survival tergantung pada LET.
Radiasi gamma 60Co atau radiasi 4 – 20 MeV mempunyai RBE relatif
terhadap sinar x 250 kVp dalam jangkauan 0.8 sampai 0.9. Ini berarti untuk efek
biologi yang sama dibutuhkan 10% sampai 20% lebih tinggi dari yang dihasilkan
oleh sinar x 250 kVp. Elektron energi tinggi mempunyai RBE dalam jangkauan 0.7
sampai 0.8. Untuk RBE mendekati atau lebih besar dari 1.0, terjadi pada
partikel berat dengan nilai LET tinggi. Sebagai contoh neutron mempunyai RBE
dalam rentang 1.5 – 3.0. Perlu diperhatikan bahwa kenaikan RBE belum tentu
memiliki manfaat dalam radioterapi. Kecuali bila RBE jaringan normal lebih
rendah dibanding dengan RBE tumor.
Siklus sel dan
radiosensitivitas
Dalam fase mitosis (M)
berlangsung pembelahan sel, dan sintesa
DNA berlangsung dalam fase sintesis (S). Antara M dan S dipisahkan oleh fase G1 (gap 1),
dan antara S dan M dipisahkan oleh G2 (gap 2). Dalam kedua fase antara DNA
tidak disintesa, tetapi berlangsung proses metabolisme lain. Untuk sel mamalia,
waktu dalam fase S sekitar 6 – 8 jam, M kurang dari satu jam, G2 sekitar 2 – 4
jam, dan G1 lebih bervariasi sekitar 1 – 8 jam. Waktu siklus sel pada umumnya
sekitar 10 – 12 jam.
Dalam populasi sel yang sedang tumbuh, sel akan terdistribusi dalam semua
fase. Dimungkinkan untuk memisahkan kelompok populasi sel yang sedang dalam
fase tertentu. Bila populasi sel dalam setiap fase tersebut diradiasi, ternyata
mempunyai radiosensitivitas yang bervariasi (lihat gambar). Untuk Chinese
harmster cells, fase S akhir paling tidak radiosensitif, sedangkan kebalikannya
terjadi pada sel L tikus. Kurva survival Chinese harmster cells dalam fase mitosis
(M) berbentuk curam dan tanpa bahu. Dalam fase akhir S, kurva lebih landai dan
dimulai dengan bentuk bahu, sedangkan fase G1 dan awal S berada di antara
keduanya. Fase G2 pada umumnya sensitif
seperti pada fase M.
Setelah menerima radiasi,
populasi sel dengan fase sama yang survive akan tumbuh dan dengan cepat
terdistribusi kembali ke semua fase dalam siklus. Dalam radioterapi, proses
redistribusi memungkinkan fraksinasi akan meningkatkan pembunuhan sel yang
berproliferasi. Efek yang demikian tidak terjadi pada populasi sel yang tidak
berproliferasi.
Untuk memperoleh hubungan
kuantitatif antara dosis radiasi dan efek biologi, berbagai sistem biologi
dikembangkan dalam laboratorium. Salah satu cara adalah dengan kultur sel in
vitro, dengan sel berasal dari sel normal ataupun sel neoplastik dengan
beberapa sistem jaringan normal agar diperoleh kurva survival in vivo. Beberapa
transplantasi tumor telah diteliti, dan diperoleh informasi dari “tumor cure”
(pengobatan tumor) sampai penundaan pertumbuhan, atau survival sel. Selain itu,
berbagai sistem jaringan normal telah pula diselidiki, meskipun pada hakikatnya
survival sel tidak dapat diperkirakan. Kesulitan diperoleh untuk kuantisasi
sistem yang mewakili efek lanjut.
Sel dalam kultur
Sel dari sediaan
kultur dibuat suspensi sel tunggal, dicacah dan ditempatkan dalam cawan petri.
Kemudian sel diinkubasikan dalam kondisi pertumbuhan ideal agar sel membentuk
koloni yang menunjukkan sel melakukan reproduksi. Koloni makroskopis dihitung,
dan dengan cara demikian fraksi jumlah sel yang survive terhadap sel kontrol
untuk setiap dosis radiasi dapat ditentukan
babehedi.com
babehedi.com
gambarnya mana?
BalasHapus