Rabu, 15 Januari 2014

Radiologi Unit Gawat Darurat

trauma Radiologi adalah suatu jenis pemeriksaan radiologi yang mana ditujukan bagi seorang radiografer untuk dapat membuat gambaran sebaik dan sejelas mungkin dari pasien – pasien trauma yang kebanyakan tidak kooperatif dalam menjalankan pemeriksaan rontgen. Trauma Radiologi yang biasa dijumpai pada bagian Instalasi Gawat Darurat sebuah rumah sakit dapat menjadi sebuah pilihan lingkungan pekerjaan yang menarik dan menantang bagi seorang radiografer. Namun ,tidak dapat dipungkiri juga kasus – kasus trauma radiologi pun dapat menjadi sebuah pekerjaan radiografi yang menakutkan atau bahkan membuat pusing kepala. Perbedaan teknik pemeriksaan yang harus dilakukan terhadap  pasien yang bukan kasus trauma dengan pasien yang mengalami kasus trauma amat bergantung pada persiapan seorang radiografer dalam menangani situasi tersebut. Tanggung jawab dalam penatalaksanaan pemeriksaan kasus trauma radiologi ini menjadi sesuatu yang tak dapat disepelekan oleh seorang radiografer.
Kasus trauma dapat terjadi pada semua rentang usia. Trauma dapat diartikan sebagai sebuah kejadian tiba – tiba ,yang tak terduga dan terjadi secara cepat. Sumber kasus trauma di Amerika  ,National Trauma DataBase menyebutkan bahwa sekitar 1.1 juta kasus trauma tercatat sepanjang  periode tahun 2004. Dengan rentang usia pasien antara 0 tahun sampai 85 tahun .Dengan catatan kasus paling banyak disebabkan oleh kecelakaan lalulintas. Pasien- pasien yang sering ditemukan sudah dalam kondisi yang tidak sadarkan diri dan tentunya memerlukan penanganan penuh dari seorang tenaga medis yang dalam hal ini adalah kita sebagai seorang radiografer.




Berikut ini ialah beberapa hal penting yang harus dipahami dan dimengerti oleh seorang radiografer dalam menangani kasus – kasus trauma radiologi.
1)      Waktu
Waktu menjadi sebuah asset yang amat berharga ,khususnya dalam menangani kasus pasien trauma. Namun bukan berarti pemeriksaan tersebut dilaksanakan dengan asal- asalan dan seenaknya saja. Pemeriksaan ini dimaksudkan sesegera dan secepat mungkin ,mengingat kondisi pasien yang tentunya membutuhkan penanganan lebih lanjut sesudah dirontgen.

2)      Pemposisian Pasien dan Objek
Bertindak hati – hati dalam pemposisian pasien trauma menjadi hal utama yang harus diperhatikan,mengingat kondisi tubuh pasien yang tentunya tidak sebaik yang kita duga. Sebisa mungkin posisikan secara maksimal kemampuan tube dan kaset dalam pemposisiannya daripada kita hanya terfokus pada pemposisian organ tubuh pasien yang kondisinya akan sulit untuk diatur.

3)      Proteksi Radiasi
Hal penting yang harus selalu diingat juga oleh seorang radiografer pasien trauma ialah proteksi radiasi yang mencakup pasien trauma tersebut ,si radiografer itu sendiri beserta tenaga medis lainnya yang berada pada area pemeriksaan sinar X tersebut. Contoh – contoh proteksi radiasi tersebut antara lain :
-          Gunakan kolimasi secukupnya pada batas area objek yang akan dirontgen saja.
-          Memastikan tenaga medis dan orang – orang di sekitar pasien harus dievakuasi sementara saat adanya eksposi. Dan bila diharuskan adanya orang lain di sekitar pasien , maka seorang radiografer pasien trauma tersebut harus melindungi orang tersebut dengan menggunakan apron

Radiografer pasien trauma sangat dituntut terampil dan cekatan dalam menangani pasien dengan tetap menghasilkan gambaran radiografi dengan kualitas terbaik. Gambaran harus dapat memberikan informasi sebanyak – banyaknya mengenai kondisi pasien guna penanganan medis lebih lanjut. Di samping itu seorang radiografer pun tidak boleh acuh atau bersikap cuek bila menangani kasus kasus trauma. Tetap bertanggung jawab dalam memperhatikan pasien tersebut dan selalu memberi penanganan terbaik layaknya menangani pasien bukan trauma.

berminat jadi radiografer igd ??


http://cafe-radiologi.blogspot.com/2010/08/ugd-radiologi-unit-gawat-darurat.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar