Sabtu, 14 Juni 2014

LAPORAN KASUS (TEKNIK RADIOGRAFI KONTRAS MEDIA )

Prosedur  Pemeriksaan dan  Penatalaksanaan Teknik Radiografi Antegrade Pyelografi (APG)”





Disusun oleh :

OKI NUR FAJRI                                              P2.31.30.0.11.029
RORY AGUSTRIA                                          P2.31.30.0.11.030

TINGKAT II REGULER


JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN JAKARTA II
Jl. Hang Jebat III Blok F3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 1212




KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWr,Wb
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT. Karena atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Makalah  ini disusun untuk tugas Tenik Radiografi Lanjut jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi di Politeknik Kesehatah Kemenkes Jakarta II. Makalah ini membahas tentang Prosedur  Pemeriksaan dan  Penatalaksanaan Teknik Radiografi Antegrade Pyelografi (APG)”

Kami  menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah  ini.

          Akhir kata, kami  sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita, Amin.

    
Jakarta,    Januari 2013


Penyusun














DAFTAR ISI


Kata Pengantar                                                           ……………………………………. i
Daftar Isi                                                                     ……………………………………. ii
Bab I Pendahuluan
1.1  Latar Belakang                                                ……………………………………  1
1.2  Tujuan                                                             ............................................... ........  2
Bab II Isi
2.1  Prosedur Pemeriksaan                                     …………………………………...  3
2.2  Komplikasi yang Mungkin Terjadi
pada Pasien                                                     …………………………………...  4
Bab III Pembahasan                                                   …………………………………...  5
Bab IV Penutup
1.1  Kesimpulan                                                     …………………………………… 14
1.2  Saran                                                               …………………………………… 14
Daftar Pustaka           




BAB I
Pendahuluan

1.1  Latar Belakang
Saluran kemih merupakan sebuah sistem yang sangat berperan dalam proses metabolisme yang dilakukan tubuh. Sistem ini tersusun atas beberapa organ diantaranya sepasang ginjal, sepasang ureter, kandung kemih dan uretra. Sistem saluran kemih berfungsi sebagai sistem yang mensekresikan dan mengekskresikan zat-zat hasil metabolisme tubuh. Karena perannya yang besar, gangguan pada salah satu organ atau sebagian dari organ penyusun saluran kemih ini dapat menganggu metabolisme tubuh yang berujung pada terganggunya kesehatan tubuh seseorang. Oleh karena itu, berbagai cara, upaya dan teknik kesehatan yang membantu mendiagnosa dan mengatasi segala gangguan dari organ-organ sistem saluran kemih terus dikembangkan.
Gambaran radiologi yang dihasilkan dari pemeriksaan radionuklir (Rontgen, USG, CT Scan, MRI dan Kedokteran Nuklir) mempunyai peran penting dalam mendiagnosa dan memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk mengetahui berbagai gangguan yang terjadi pada organ – organ tubuh. Dengan adanya bantuan dari visualisasi yang dicitrakan oleh berbagai alat ini, semua bendtuk gangguan-gangguan yang terjadi pada tubuh dapat diketahui dan diatasi lebih cepat. Teknik radiografi konvensional (rontgen) merupakan suatu usaha yang digunakan untuk mendapatkan visualisasi dari anatomi maupun fungsi organ atau sistem dari saluran kemih yang dicurigai mengalami gangguan yang dapat mengganggu proses metabolisme yang dilakukannya.
 Banyak teknik radiografi yang digunakan untuk mendapatkan visualisasi dari organ-organ penyusun sistem saluran kemih, baik untuk mendapatkan gambaran anatomi atau pun untuk mendiagnosa fungsi dari sistem saluran kemih itu sendiri. Oleh karena organ penyusun sistem saluran kemih ini merupakan organ lunak yang visualisasi anatominya tidak dapat diperoleh melalui teknik radiografi biasa, maka semua teknik pemeriksaan yang digunakan untuk menggambarkan  sistem saluran kemih memanfaatkan kontras media sebagai alat bantu pemeriksaan. Kontras media yang digunakan ini akan memberikan visualisasi berupa anatomi dan gambaran fungsi sistem yang bekerja. Kontras media yang digunakan akan memberikan efek radioopac pada organ yang dimasukinya sehingga membuat objek yang diperiksa memiliki visualisasi yang berbeda dengan organ disekitarnya.
Kontras media yang digunakan untuk memvisualisasikan organ-organ penyusun sistem saluran kemih akan dimasukkan ke dalam tubuh dengan berbagai cara/teknik. Teknik pemasukan kontras media yang biasa digunakan dalam pemeriksaan radiologi untuk sistem saluran kemih diantaranya BNO IVP (teknik pemasukan kontras media melalui pembuluh darah), Retrograde Pyelografi (teknik pemasukan kontras media dengan menggunakan kateter, aliran konras media melawan arah arus saluran kemih) dan Antegrade Pyelografi (teknik pemasukan kontras media secara percutaneus atau dapat melalui nephrostomy tube).
Teknik Antegrade Pyelografi yang dibahas dalam makalah ini merupakan teknik yang dilakukan apabila teknik – teknik radiografi lainnya tidak dapat memberikan gambaran maksimal dari susunan sistem saluran kemih yang diperiksa. Teknik Antegrade Pyelografi merupakan teknik yang digunakan untuk mendiagnosa klinis obstruksi yang terjadi pada saluran kemih bagian atas seperti ginjal dan ureter.

1.2  Tujuan
Secara umum, teknik Antegrade Pyelografi dilakukan dengan tujuan untuk memvisualisasikan struktur anatomi dari traktus urinarius (saluran kemih) sehingga dapat memberikan informasi yang sebanyak-banyaknya mengenai gangguan yang diderita pasien, hal tersebut diharapkan karena teknik radiografi lain yang telah dilakukan tidak mampu memberikan hasil maksimal bagi dokter untuk menegakkan diagnosa atas gangguan yang diderita pasien.
Namun, bila dirinci lagi, ada beberapa tujuan spesifik dari  pemeriksaan ini. Teknik ini  dilakukan untuk tujuan-tujuan tertentu seperti :
-          Mendeteksi adanya obstruksi yang terjadi pada organ-organ saluran kemih
-          Melihat anatomi dan keadaan organ sebelum operasi
-          Evaluasi pasca operasi terhadap ginjal dan ureter





BAB II
Isi

2.1 Prosedur Pemeriksaan

            Teknik pemeriksaan Antegrade Pyelografi dilakukan dengan penyuntikan kontras media positif secara percutaneus langsung ke system pelvicalyces dengan menggunakan jarum suntik nomor 22. Penyuntikan dilakukan langsung dan aliran kontras media dikontrol fluoroskopi mulai dari masuknya kontras media ke dalam ginjal, ureter sampai ke kandung kemih. Bila dalam pemeriksaan sebelumnya aliran kontras media berhenti dan dicurigai adanya obstruksi/filling defect, maka pemeriksaan dapat dilanjutkan tindakan Whitaker’s Test sebagai prosedur lanjutan untuk mengevaluasi ketidakjelasan mengenai sebab terjadinya pembesaran dari system pelvicalyces saat disuntikkan kontras media secara percutaneus.
Whitaker’s Test (ditemukan oleh seorang urologist Inggris, Robert Whitaker pada abad 20) dilakukan dengan memasukkan canule secara percutaneus ke dalam renal pelvis dengan aliran kontras media pada kecepatan rata-rata 10 ml/menit dengan dikontrol fluoroskopi dan pada saat bersamaan pencatatan terhadap tekanan aliran kontras media di dalam renal pelvis dan kandung kemih dilakukan untuk mengidentifikasi obstruksi yang terjadi pada kasus yang diragukan sebelumnya.
Kontras media yang disuntikkan untuk setiap pemeriksaan antegrade pyelografi biasanya sekitar 60 ml, kontras ini disuntikkan perlahan-lahan dengan kecepatan rata-rata 10 ml/menit. Selama penyuntikan berlangsung dikontrol dengan fluoroskopi hingga selama lebih kurang 6 menit. Setelah pemeriksaan selesai, hasil fluoroskopi berupa rekaman gambar yang menunjukkan adanya kasus obstruksi dicetak menjadi gambar radiografi (foto rontgen).









2.2 Komplikasi yang Mungkin Terjadi pada Pasien
Pada saat pemeriksaan maupun sesudahnya menyebabkan kemungkinan timbulnya beberapa komplikasi yang terjadi pada pasien. Komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien diantaranya :
-        Pendarahan pada organ-organ yang diperiksa
-        Pembekuan darah di dalam nephrostomy tube yang digunakan
-        Pembekuan darah di dalam organ-organ yang diperiksa
-        Gangguan denyut jantung, tekanan darah dan keseimbangan elektrolit tubuh
-        Infeksi bakteri yang disebabkan ketidaksterilan alat
Kontraindikasi Pemeriksaan APG : Teknik Antegrade Pyelografi tidak dapat dilakukan pada pasien yang memiliki gangguan pembekuan darah,





















BAB III
Pembahasan

Teknik Antegrade Pyelografi digunakan dalam pemeriksaan dengan dugaan adanya obstruksi yang disebabkan adanya batu, tumor, atau nefrotik papillae pada saluran kemih. Pada kasus obstruksi ini, kontras media yang digunakan tidak dapat masuk ke dalam ginjal sebagaimana mestinya. Oleh karena itu digunakan canule sebagai alat untuk memasukkan kontras media ke dalam ginjal pada teknik Antegrade Pyelografi.
Kontras media yang disuntikkan ke dalam canule dengan kecepatan rata-rata 10 ml/menit dilakukan secara perlahan agar dapat dikontrol aliran masuknya kontras media tersebut dengan fluoroskopi, kontras media yang digunakan biasanya sebanyak 60 ml untuk setiap pemeriksaan. Pemeriksaan dibawah kontrol fluoroskopi ini berlangsung selama 6 menit.
Pemeriksaan teknik Antegrade merupakan tindakan awal yang dilakukan dalam proses pemasangan Percutaneus Nephrostomy (PCN). Nephrostomy tube yang dipasang digunakan sebagai alat yang membantu mengeluarkan urine dari dalam ginjal. Pemasangan nephrostomy tube dapat mengganggu keseimbangan elektrolit tubuh terutama di dalam ginjal, hal ini disebabkan karena banyaknya urine yang keluar melalui alat tersebut.
Dari kontrol fluoroskopi pada pemeriksaan dengan teknik antegrade pyelografi didapatkan hasil berupa gambaran radiografi yang akan menunjukkan klinis yang terjadi pada organ-organ system saluran kemih. Teknik antegrade pyelografi tidak hanya dilakukan untuk mendiagnosa klinis-klinis pada pasien, namun teknik ini juga digunakan untuk memantau system perkemihan setelah dilakukannya tindakan operasi.
Berikut beberapa gambar radiografi hasil pemeriksaaan Antegrade Radiografi :
http://www.urovisual.com/download/?id=1114&sz=3
Gambar di atas menunjukkan pemasukan kontras media melalui canule di dalam ginjal.
                     
                     
Ke empat gambar di atas merupakan hasil dari pemeriksaan antegrade pyelografi yang dikontrol fluoroskopi. Dari gambaran radiografi tersebut terlihat bahwa kontras media dari ginjal tidak dapat mengalir ke vesica urinaria melalui ureter. Dari gambar juga terlihat adanya double J stent yang terpasang pada ginjal sampai ke vesika urinaria. Alat inilah yang membantu mengalirkan kontras media sehingga terkumpul di dalam vesica urinaria.








Berikut ini adalah gambaran radiografi hasil dari pemeriksaan APG di salah satu rumah sakit, dengan pasien bernama Tn, Iyus Supriyatna umur 45 tahun, kontras media yang digunakan diinjeksikan langsung ke ginjal melalui canule yang ujungnya dimasukkan di dalam ginjal.


                        

                     

                       




                     
                                      
              


                
Gambar radiografi (17 gambar) di atas merupakan gambaran radiografi yang diambil pada saat pemeriksaan APG untuk ginjal kanan. Dari gambar terlihat proses pengisian kontras media dari canul hingga ke ureter dan blast.














                       
                       
                                                


                                                                                      
                                                
                      
Gambaran radiografi di atas (23 gambar) merupakan gambaran radiografi dari ginjal kanan pada pasien yang sama saat dilakukan pemeriksaan APG. Dari gambar terlihat dengan jelas proses masuknya zat kontras mengisi ginjal pasien.




Gambaran di atas merupakan gambaran radiografi dari blast dari pasien yang sama setelah dilakukan pemeriksaan APG. Dari gambar terlihat blast sedikit terisi kontras media.




















BAB IV
Penutup

4.1. Kesimpulan
            Antegrade Pyelografi adalah teknik pemeriksaan untuk saluran kemih dengan menyuntikkan kontras media secara percutaneus agar didapatkan hasil diagnosa terhadap renal collecting system atau untuk menilai aspirasi urine pada kasus pyelonefrosis.
Whitaker’s Test merupakan salah satu prosedur dalam pemeriksaan dengan teknik Antegrade Pyelografi. Whitaker’s Test dilakukan dengan memasukkan canule secara percutaneus ke dalam renal pelvis, melalui canule ini kontras media disuntikkan dengan kecepatan rata-rata 10 ml/menit dan dikontrol fluoroskopi.
Teknik Antegrade Pyelografi ini dilakukan untuk melihat struktur anatomi organ dan mendeteksi adanya gangguan pada organ-organ saluran kemih. Gangguan-gangguan pada saluran kemih yang sering dilakukan dengan menggunakan teknik antegrade pyelografi berupa kasus obstruksi/filling defect dan pyelonefrosis yang disebabkan karena adanya batu, tumor, atau pun nekrotik papillae.

4.2. Saran
·         Sebelum pemeriksaan di mulai sebaiknya kondisi pasien di periksa kembali dan dipastikan dalam keadaan yang siap untuk dilakukan tindakan Antegrade Pyelografi hal ini untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak dikehendaki.
·         Semua alat-alat yang akan digunakan harus aman dan dalam keadaan yang steril jika kondisi pasien rentan terhadap perdarahan.
·         Karena kontraindikasi pada pemeriksaan Antegrade Pyelografi adalah pasien dengan gangguan pembekuan darah maka hal tersebut menjadi perhatian utama sebelum tindakan APG dilakukan.




Daftar Pustaka






http://www.scielo.br/scielo.php?script=sci_arttext&pid=s1677-55382005000
Suswaty, Susy. 2009. Bahan ajar Teknik Radiografi dengan Kontras Media untuk Mahasiswa Semester Tiga Sub Materi Antegrade Pyelografi. Poltekkes Depkes Jakarta II. Jakarta.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar